Sejarah Pesawat Terbang Dalam Dunia Islam

Assalamuallaikum wr. wb
Semangat pagi, siang, sore, dan malan sahabat sakti tergantung anda membaca nya kapan. Hehe.. awali hari kita selalu dengan sesemangat walaupun banyak rintanagan yang akan diHadapi. Tetap Semangat...
pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang sejarah penengbangan yang ditemukan oleh ilmuan islam pada tahun 852 SM mungkin kebanyakan orang hanya mengetahui penemu pesawat adalah Wright Brothers iya benar dia penemu pesawat yg di kenal kebanyakan orang karena dia berhasil menemukan pesawat yang dapat dikendalikan oleh manusia sebelum Wright Brothers banyak ilmuan-ilmuan yang membuat benda yang dapat menerbangkan manusia seperti burung yang di kenal sekarang adalah pesawat terbang salah satu nya yang mencoba menbuat nya adalah ilmuan islam  yang bernama abbas bin firman


untuk lebih lanjut kita menenal lebil lanjut biodata tentang dia adalah Abu al-Qasim, Abbas bin Firnas bin Wirdas at-Takurini al-Andalusi al-Qurthubi. Ia merupakan seorang penemu dari Andalusia. Seorang filsuf dan juga penyair. Ia dibina dan dididik di kota ilmu dan ulama, Takurina di wilayah Kordoba.
Sejarawan tidak menyebutkan detil tentang kelahirannya. Hanya saja ia disebut hidup pada abad ke-2 sampai ke-3 Hijriyah. Ia hidup di masa kekhalifahan bani Umayyah II. Pada masa Khalifah al-Hakam I, Abdurrahman II, dan Muhammad I, yang hidup pada abad ke-9 Masehi.
sebelim menemukan benda yang dapat membuat diri nya terbang beliau adalah seorang penemu, fisikawan, dan ahli matematika. Abbas dikenal sebagai sosok yang multi talenta. Selain dikenal sebagai seorang penemu dan peneliti bidang sainstek, ia dikenal sebagai ahli di bidang puisi Arab dan seorang musisi. Bahkan, ia pernah menerbitkan beberapa puisi berbahasa Arab. Dua ilmu yang dia kuasai, yakni ilmu teknik dan matematika, merupakan dasar pijakan ia mengembangkan rancangan benda yang dapat membuat dirinya terbang seperti burung.
abbas bin firman ter nyata beliau terispirasi dari armen firman  Pada tahun 852, jauh sebelum Abbas bin firman mengembangkan rancangan pesawat terbangnya, seorang ilmuan lainnya, yakni Armen Firman, berusaha terbang menggunakan baju terbang rancangannya. Armen mencoba terbang dengan cara melompat dari puncak Masjid Agung Qurtuba (sekarang Kuwait).
Baju rancangannya menggunakan rangka yang terbuat dari kayu dan kain sutra. Saat percobaannya, Armen terjun lepas dan jatuh ke permukaan tanah. Meski begitu, ia hanya menderita cedera kecil dan masih hidup. maka dari percobaannya itu menjadi inspirasi ilmuwan di Barat untuk menciptakan parasut.
Ketika Armen melompat, Abbas ada di situ dan terinspirasi atas percobaannya. Dari kejadian itu, Abbas pun mengambil pembidangan aviasi untuk mendalami rancangan pesawat terbangnya.
Abbas mendalami ilmu aviasi selama bertahun-tahun. Ia mempelajari pola terjun Armen saat lepas landas dari Masjid Agung Qurtuba. Ia pun melakukan banyak penelitian dan mengkoreksi beberapa teori dan hitungan Armen terkait purwarupanya. Setelah 33 tahun pasca persitiwa percobaan Armen, tepatnya pada tahun 875, Abbas membuat purwarupa pesawat terbangnya.
Ia membuat sayap terbang yang terbuat dari rangka bambu dan kain sutra. Desainnya itu terinspirasi dari sayap burung elang. Atas dasar inspirasinya tersebut, pola kain pada purwarupa sayapnya itu seperti bulu pada sayap elang.
Meski begitu, purwarupanya masih ringkih dan Abbas belum mampu mengontrol laju sayapnya untuk terbang. Ia pun mencoba menyempurnakannya dengan melakukan studi lebih lanjut ilmu aviasi dan matematika agar sayap ciptaannya lebih sempurna.



Setelah lama mendalami studi aviasi dan matematika, Abbas baru melakukan uji coba terbang purwarupa pesawatnya pada usia 70 tahun. Ia melakukan uji coba pertamanya di bukit Jabal Al Ar’us. Kala itu, ia mengundang masyarakat untuk menyaksikan uji coba purwarupa pesawatnya.
Pada saat melakukan uji cobanya, Abbas berhasil lepas landas dengan purwarupanya. Cara ia lepas landas dengan sayap ciptaannya dengan cara melompat dari bukit tersebut. Setelah itu, Abbas mengepakkan sayapnya seperti burung mengepakkan sayapnya.
Abbas berhasil terbang selama 10 menit naik dan turun di atas bukit Jabal Al Ar’us. Sayangnya, ia belum memperhitungkan bagaimana cara mendarat dengan baik. Akhirnya, Abbas mendarat kasar sehingga menyebabkan cedera serius pada bagian punggungnya.
Meski cedera serius, Abbas masih selamat dan kembali menekuni ilmu aviasi selama 12 tahun kemudian. Ia masih berusaha menyempurnakan temuannya itu dan memfokuskan pada teknik pendaratan.
Walau sudah melakukan banyak penelitian dan studi ilmu aviasi, Ia malah mencoba membuat perangkat terbang lainnya, seperti kacamata terbang agar saat terbang mata tidak terganggu angin.
Meski tidak sempat menyelesaikan dan menyempurnakan temuannya, Abbas menuliskan setiap hasil penelitiannya terkait pesawat terbang. Dalam buku-bukunya itu ia menuliskan cetak biru dari temuannya dan memberikan catatan penting terkait teori penerbangan.
Salah satu ilmuan yang sempat membaca buku-bukunya tentang ilmu aviasi ialah Leonardo Da Vinci. Dari hasil pembacaan buku-buku Abbas, Da Vinci pun terinspirasi membuat sketsa cetak biru pesawat terbangnya.
Sayap pesawat terbang itu merupakan salah satu jasa terbesarnya terhadap perkembangan pesawat terbang. Aksinya dalam mendalami ilmu aviasi dan penelitiannya terhadap rancangan pesawat terbang menjadi pijakan banyak ilmuan setelahnya yang ingin mengikuti langkahnya membuat pesawat terbang.
Hingga kini, Abbas dikenal sebagai penemu Muslim yang meletakkan batu pertama terkait kajian pesawat terbang. Dikatakan demikian karena Armen lebih dikenal sebagai tokoh ilmuwan pertama yang mengembangkan parasut.
Barulah setelah berabad-abad kemudian, Wright bersaudara menyempurnakan rancangan pesawat terbang dengan menambahkan unsur mekanika dan mesin. Abbas dapat dikatakan sebagai inspirator berkembangnya teknologi pesawat terbang di dunia.
Sosok Abbas tentunya memberikan kita banyak pelajaran. Keuletan dan konsistensin dirinya membuat ia ditasbihkan sebagai manusia pertama yang berhasil terbang, bukan terjun lepas. Kalau kamu ingin menjadi seperti Abbas, kamu harus menanamkan sikap ulet dan konsisten dalam mendalami sebuah ilmu.
Bukan tak mungkin, dengan keuletan dan konsisten itu bisa membawamu sebagai penemu teknologi terkenal di masa depan. Belajarlah dari kisah Abbas dalam menemukan rancangan dasar pesawat terbang agar kamu bisa menjadi orang yang sukses kelak. 
sekian artikel yang saya tulis kurang lebih nya  saya minta maaf apabila ada kritik atau saran tolong tulis di kolom komentar sekian terima kasih



Comments

Popular posts from this blog

Struktur Kerangka Yang Ada Pada Pesawat Terbang